Belakangan ini berita berita di media cetak dan media elektronik sedang marak maraknya memberitakan tentang konflik yang sedang dialami Indonesia dengan Australia, Sebenarnya konflik antara Indonesia dengan Australia sudah lama terjadi, konflik Australia dan Indonesia mulai terlihat oleh publik, dimulai dari kemenangan Pemimpin koalisi Liberal-Konservatif yaitu Tony Abbott, yang meraih kemenangan dalam pemilu Australia- sejak kampanye, yang menjanjikan kebijakan yang lebih keras dalam menghadapi pencari suaka,selaku Perdana Mentri Australia.
Pada saat itu Tonny Abbot mengeluarkan kebijakan untuk memimpin operasi mengatasi para imigran yang datang dengan perahu dan penyelundup manusia, Kebijakannya yang lebih keras Abbott bisa jadi mempengaruhi huhungan bilateral dengan Indonesia, mengingat hampir semua perahu pengungsi melewati perairan Indonesia, Guru besar politik dari Australian National University, Dr. Greg Fealy, kepada wartawan BBC Indonesia, Liston Siregar, menjelaskan bahwa Abbott juga berjanji akan mengembalikan perahu pembawa pengungsi ke Indonesia.
“Masalah pengungsi menjadi masalah berat untuk hubungan bilateral antara Indonesia dengan Australia karena Tony Abbott juga menjanjikan bahwa dia akan mengembalikan kapal ke Indonesia.
“Nah saya kira itu sangat riskan, karena sangat mungkin pemerintah Indonesia tidak begitu senang dengan program itu,” tambah Dr Fealy.
Terbongkarnya penyadapan Australia kepada Indonesia terungkap pada saat terbongkar berdasarkan dokumen Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (National Security Agency), yang dibocorkan oleh Edward Snowden, mantan agen spionase Amerika. Dalam pemberitaan media, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah menegaskan, bahwa “penyadapan yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan Australia ini telah mencederai kemitraan strategis dengan Indonesia. Apalagi, Indonesia dan kedua negara itu adalah sama-sama negara demokrasi!”.
Sejak adanya informasi terkait penyadapan oleh Amerika Serikat dan Australia terhadap Indonesia, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sudah menanggapi hal tersebut dengan sikap protes keras pemerintah melalui jalur birokrasi (Kemenlu), dan pernyataan di berbagai media. Meski demikian, Australia tak urung memperlihatkan itikad baik sebagai negara tetangga yang mengaku menjadi mitra strategis Bangsa Indonesia? Misalnya, melakukan proses klarifikasi, penyelidikan kasus, penanganan hukum, bahkan permohonan maaf pun tidak? Sementara, bahwa dari Canberra, Perdana Menteri Australia Tony Abbott justru bersikap menolak menanggapi klaim bahwa badan intelijen Australia telah menyadap komunikasi Presiden SBY pada 2009.
Namun di tengah kegaduhan pemberitaan tentang isu penyadapan itu, bagaimana kelanjutan pemberitaan tentang Edward Snowden?, agaknya mantan agen spionase Amerika itu justru terlepas dari lingkaran jerat polemik permasalahan yang ditimbulkannya? Pertanyaannya, apakah kepentingan Edward Snowden atas konspirasi operasi penyadapan intelijen Amerika Serikat dan Australia di Indonesia selama ini? Dan, sejak kapan Intelijen Australia melakukan operasi penyadapan intelijennya di lingkar birokrasi pemerintah Indonesia? Serta, bagaimana sikap dan tindakan politik pemerintah Indonesia didalam menanggapi isu penyadapan intelijen asing yang mulai menggugah rasa nasionalisme rakyat?
Pertama, siapakah Edward Snowden? Edward Joseph Snowden (lahir 21 Juni 1983), adalah mantan kontraktor teknik Amerika Serikat dan karyawan Central Intelligence Agency (CIA) yang menjadi kontraktor untuk National Security Agency (NSA) sebelum membocorkan informasi program mata-mata rahasia NSA kepada pers. Continue reading →